Monday, February 6, 2017

DAPAT MENGATASI PENYAKIT


 Cepatnya tempo dan meningkatnya kerumitan dalam hidup di tahun-tahun belakangan ini secara merugikan mempengaruhi banyak orang, terlebih orang-orang yang memiliki urusan pekerjaan beragam, yang seringkali terikat dengan banyak masalah dan kegelisahan banyak orang yang menambah masalah mereka sendiri. Tekanan tambahan dari kehidupan modern, yang secara nyata tidak diketahui pada generasi yang dulu, menciptakan faktor penyebab stres yang membuat cara mengatasi hidup pasti menjadi lebih sulit.

Sebagian disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, suatu kondisi yang sangat serius telah mulai mengganggu banyak pendeta, pekerja Kristen dan pekerja sosial dalam beberapa tahun belakangan ini. Kondisi yang tampaknya mengganggu ribuan orang, khususnya dalam profesi pemerhati, namun secara relatif kecil tampak diketahui mengenai hal ini dan sedikit orang kelihatan bersemangat menghadapi kenyataannya secara serius.

Sejak saya pertamakali menemukan pengacau yang tidak diharapkan, saya secara berulang telah menyebut ini sebagai "penyakit rahasia."  —  masalah yang tidak seorang pun ingin mengakuinya. Saya sedang merujuk pada suatu kondisi yang secara umum dikenal sebagai "kelelahan, mati kehabisan tenaga atau stres," yang merupakan bentuk non teknis dari kelelahan syaraf, emosi dan fisik secara menyeluruh.

Alasan utama saya untuk menulis artikel ini adalah pertamakali membantu mengatasi penyakit rahasia ini,  —  merobek selubungnya dan mengungkapkan pentingnya hal ini. Kedua, untuk mengingatkan tanda bahaya bagi ribuan hamba Tuhan dan pekerja sosial mengenai kondisi yang mungkin sedikit mereka ketahui dan mungkin tersembunyi di suatu sudut menanti kesempatan untuk menyerang mereka.

Saya juga ingin membawa permasalahan ini secara terang-terangan demi orang-orang yang akan menderita karena kerusakan sistem ini dan belum dapat menemukan sahabat yang pengertian dan dapat dipercaya. Maka sedikit orang, termasuk dokter medis, pendeta kelihatannya memiliki pengertian yang nyata dan penuh empati mengenai permasalahan yang serius ini. Saya ingin menginformasikan pada masyarakat umum, khususnya komunitas gereja, mengenai kenyataan yang penuh menakutkan dari gangguan ini dan mendapatkan simpati mereka dalam usaha menyediakan beberapa sumber bantuan yang nyata terhadap mereka yang sedang bermasalah.
 Penyakit Rahasia Yang Tidak Dapat Ditanggulangi
"Mengapa Hal ini Disebut Penyakit Rahasia?"

Kelelahan/keletihan/kehabisan tenaga seringkali merupakan "penyakit rahasia," sebab begitu banyak orang yang tidak cukup beruntung mengalami hal ini seringkali malu, sungkan dan tidak ingin mengakui secara terbuka permasalahan mereka. Mereka lebih suka bertempur melawan penyakit ini secara rahasia dan sendirian daripada menyatakan secara terbuka bahwa mereka menghadapi satu masalah alami yang melibatkan pikiran dan perasaan ini.

Sebagian besar masalah ini disebabkan karena terlalu sering dianggap sebagai bentuk dari "kegagalan rohani". Kelemahan yang seharusnya tidak pernah dimiliki oleh setiap tentara Kristen. Bentuk permasalahan yang mungkin menunjukkan beberapa kegagalan dasar untuk hidup di dalam iman mereka, sebagaimana iman ini bersungguh-sunggguh untuk diikuti. Bentuk penyakit yang seringkali dengan mudah disimpulkan oleh orang Kristen, "jika kita memiliki lebih banyak iman dan benar-benar percaya firman Tuhan, masalah ini tidak akan terjadi pada dia."

Alasan lebih lanjut mengapa hal ini jarang dibicarakan dan sebagian besar diabaikan, adalah karena secara relatif hanya sedikit orang yang benar-benar mengerti banyak mengenai masalah ini. Banyak orang sekarang menyadari akan sesuatu yang disebut sebagai "kelelahan/keletihan/ kehabisan tenaga" dan secara samar-samar terbiasa dengan menduganya, tetapi sedikit dari mereka benar-benar memiliki beberapa pemahaman yang diinformasikan atau ide spesifik mengenai "apakah itu". Saya secara pribadi percaya bahwa setiap hamba Tuhan dan pekerja Kristen perlu memiliki pengertian seksama dari fenomena dasar ini karena dua alasan utama. Pertama, mereka secara pribadi dapat membuat semua tindakan pencegahan penting untuk menghindar menjadi penderita. Kedua, mereka dapat menyediakan beberapa pembantu yang efektif dan bantuan yang berarti bagi rekan sekerja yang menderita karena masalah ini.

Suara Tanda Bahaya

Saya secara khusus memperhatikan banyak pendeta yang berjuang, secara sadar atau setengah sadar, dengan beberapa factor yang menekan berat. Banyak dari mereka bahkan tidak sadar dengan apa yang terjadi pada diri mereka dan apakah ini dapat diatasi jika mereka tidak benar-benar berhubungan dengan permasalahannya. Beberapa dari mereka mencoba memperhatikan jemaat yang memiliki sedikit pemahaman atau tidak mengenai apakah gembala mereka mengalami hal ini dan mereka seringkali kurang memiliki empati atau perhatian yang sungguh-sungguh.

Satu hal yang ingin saya lakukan adalah menyuarakan tanda bahaya yang dapat didengarkan, baik pendeta maupun jemaatnya. Peringatan mengenai banyaknya masalah potensial yang sangat nyata, sehingga kedua sisi dapat mengambil tindakan tepat dan dapat saling membantu dan mendampingi satu sama lain.

Meskipun buku ini diutamakan bagi profesi pemerhati, tentu saja ini tidak semata-mata bagi mereka. Ini juga ditujukan bagi banyak orang Kristen, walau bukan berprofesi pemerhati, tetapi nyata nyata seorang pemerhati. Banyak orang Kristen yang taat dipaksa oleh kepercayaannya untuk memberikan perhatian yang mendalam pada orang lain. Saat melakukan hal ini mereka kadang-kadang tanpa sadar memikul beban dan perhatian mereka pribadi. Bila seorang Kristen memiliki kerinduan yang kuat dan temperamen kuat, mereka sering meletakkan beban dari sejumlah orang lain, satu beban gabungan yang menjadi terlalu berat bagi setiap orang untuk membawanya.

Kurangnya Pengertian yang Nyata

Satu hal yang telah saya teliti dengan penuh keprihatinan adalah sering kurang terjadi pemahaman, simpati atau empati dalam  beberapa lingkungan gereja terhadap para penderita dari semacam kondisi seperti "kelelahan" ini. Tampaknya ini benar bagi banyak gereja yang memegang "Persepektif Berjayanya Iman" yang mempertahankan pendapat bahwa "bila kamu memiliki iman yang cukup, maka tak satupun berjalan keliru dan hidupmu akan sukses terus menerus dan tidak gagal". Pandangan semacam ini tidak memberikan tempat bagi mereka yang mengalami kegagalan, bagi mereka yang sakit, atau menderita karena kejadian yang tragis. Pandangan ini tidak memberikan empati pada mereka yang menemukan masalah yang sulit untuk mengatasi tekanan hidup. Hanya waktu dan ruanglah yang menjadi pemenangnya.

Sejak mengalami "kelelahan/keletihan/kehabisan tenaga/stres" secara pribadi, saya telah menerima kepercayaan dari "banyak teman yang menderita hal ini". Orang Kristen, termasuk banyak hamba Tuhan, tidak pernah membuka hatinya sampai mereka bertemu seseorang yang mengakui bahwa mereka telah mengalami masalah ini. Banyak orang Kristen mengatakan pada saya bahwa hal ini menjadi tidak mungkin baginya untuk meneruskan persahabatan dengan gereja setempat sebab kurangnya pengertian di sana dan adanya kecenderungan banyak orang untuk menghakimi dan menyalahkan penderita.
  • Orang Kristen Tidak Selalu Memahami
Pada suatu saat, para penderita ini memerlukan pendeta dan anggota jemaat yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka merasa harus pergi dari komunitas gerejanya karena hal ini terlalu menyakitkan untuk mengatasi kesimpulan yang tidak dikatakan dari anggota jemaat mereka. Beberapa orang telah menceritakan rahasianya dan hal ini menjadi terlalu menyakitkan untuk menegakkan hubungan dengan komunitas yang tidak dapat atau tidak ingin mengerti penderitaan alami dan rumit yang mereka hadapi dan mendesak pemberian nasehat yang tidak praktis tanpa disertai suasana kasih dan mendukung. Pengenalan Pribadi Saya Pada "Kelelahan"

      Kesadaran pribadi saya sendiri mengenai kemungkinan hebatnya kelelahan datang sangat terlambat untuk menyelamatkan saya dari mengalami hal ini. Pada waktu saya menyatakan apakah permasalahan saya, saya telah berada dalam genggamannya, sehingga sangat terlambat bagi penyelesaian masalah secara sederhana dan cepat.

      Tentu saja saya telah mendengar mengenai "kelelahan" dan sadar secara samar akan sifat dasarnya. Saya tahu dari beberapa pelayan yang berkata, "menderita karena kelelahan." Saya mengerti dari hal ini bahwa mereka mungkin berada dibawah tekanan yang kuat dan telah menjadi lelah yang tidak seperti biasanya dan mereka sungguh-sungguh kehabisan tenaga secara mental, fisik dan emosional. Bagaimanapun juga saya tidak memiliki gagasan yang nyata mengenai seberapa keras dan hancurnya pengalamam itu. Saya benar-benar tidak pernah berfikir bahwa hal ini merupakan sesuatu yang dapat terjadi pada diri saya secara pribadi. Saya beranggapan salah bahwa para penderita akan menjadi orang yang sangat lemah dibanding saya.

      Setelah saya menjadi terbiasa dengan kondisinya saya dapat mengenali gejalanya lebih awal dan mengambil beberapa tindakan pencegahan yang efektif. Dua faktor yang mempengaruhi situasi saya, pertama, saya tidak cukup tahu mengenai kondisinya dan apa gejalanya. Kedua, saya tidak pernah membayangkan hal ini dapat terjadi pada diri saya. Sebagai manusia, pada pertengahan umur limapuluh, saya tidak pernah mengalami kegelisahan secara sadar atau menjadi sadar dengan banyak tekanan dalam hidup saya. Pada kenyataannya saya merasakan bahwa saya memiliki sifat dasar dan watak yang akan menghindarkan banyak bentuk masalah. Saya beruntung memiliki sikap riang dalam menghadapi hidup dan satu watak iman yang telah membantu saya menghadapi masa depan dengan antisipasi positif dan harapan yang penuh kegembiraan.

      Dalam meninjau kembali, kesadaran pertama saya bahwa sesuatu yang mungkin salah tidak selalu berhubungan tipis dengan kelelahan. Saat itu hari Jum’at Sore, akhir dari minggu kerja yang sibuk. Saya telah menjadi sadar selama beberapa saat akan menjadi lelah yang tidak seperti biasanya. Satu bentuk keletihan tetap yang tidak dapat diatasi dengan tidur lebih awal dan bangun lebih lambat keesokan harinya. Saya sadar pada bentuk kelesuan yang berkembang dan tampaknya membuat setiap tugas menjadi pekerjaan yang lebih berat dibanding biasanya. Beberapa pekerjaan rutin yang sebelumnya telah saya kerjakan dengan usaha yang sedikit, sekarang menjadi membutuhkan banyak dan banyak konsentrasi dan perlu usaha lebih berat pada bagian yang harus saya kerjakan. Saya menyadari bahwa saya mungkin perlu istirahat dan liburan yang baik, tetapi sikap khawatir yang berlebihan mengatakan pada saya bahwa saya tidak dapat membagi waktu untuk liburan. Saya merasa bahwa tanggung jawab saya adalah terlalu penting dibanding mengambil waktu untuk istirahat. Saya juga memiliki perasaan bahwa jika saya tidak ada di sana untuk mengerjakannya, maka tidak ada seorang pun yang dapat mengerjakan semaksimal yang saya lakukan, meskipun saya tidak pernah mengakui hal ini pada saat itu.

      Pulang ke rumah dari kantor gereja pad hari Jum’at itu, saya merasa lebih lelah dari biasanya dan memutuskan untuk mengambil istirahat, sesuatu yang jarang saya lakukan. Berjalan ke ruang tidur untuk berbaring, saya mulai mengalami rasa sakit yang menyiksa dada saya. Istri saya ingin membawa saya ke rumah sakit tetapi saya tidak dapat percaya bahwa ini merupakan serangan jantung, terutama disebabkan karena saya selalu memiliki fisik yang kuat dan tidak percaya bahwa hal ini dapat terjadi pada saya. Akhirnya saya tidak mau ke rumah sakit hanya untuk menemukan bahwa tidak ada satupun masalah yang serius dan merasa bodoh. Rasa sakit menghalangi saya bangun sepanjang malam, tetapi keesokkan harinya rasa sakit ini tidak berkurang. Meskipun demikian saya membayar kunjungan dokter yang memberikan saya test kesehatan dan tidak terlihat masalah fisik yang serius pada diri saya, tetapi dia akan memberikan beberapa test tambahan. Hasil test akhirnya menunjukkan bahwa tidak ada penyakit dalam yang serius dan dokter tidak mengerti apa permasalahannya.

  • Mengalami Ketidaknyataan
Dalam minggu-minggu berikutnya saya mengalami penderitaan yang mirip dengan sakit di dada tetapi saya memutuskan bahwa tidak ada satupun yang saya dapat dari kunjungan ke dokter. Mulai saat itu beberapa gejala aneh yang lain menyerang. Yang pertama dan paling menakutkan, adalah satu seri pengalaman yang tidak hanya dapat digambarkan sebagai "keluar dari pengalaman tubuh." Saya mulai sering merasa bahwa saya tidak benar-benar hadir secara nyata pada setiap kejadian dalam hidup saya. Ini hampir, seperti saya meneliti hal itu dari beberapa jarak, seperti saya melihat segala sesuatu terbayang pada layar televisi atau video. Saya selanjutnya menemukan bahwa fenomena maya ini merupakan gejala umum dari sindrom kelelahan. Pengalaman aneh bersamaan dengan rasa sakit di dada dan keletihan kronis mulai memperingatkan saya. Saya merasa bahwa hal ini mungkin gabungan dari faktor-faktor yang mulai menekan saya secara mendalam. Sikap saya menjadi sangat negatif dan saya mengalami siksaan depresi yang sering, sesuatu yang dulunya tidak pernah saya ketahui.

  • Usaha Mengatasinya
      Saya mencoba melanjutkan hidup senormal mungkin dengan semua komitmen saya dan tanggung jawab saya tetapi ini menjadi lebih sulit untuk dikerjakan. Segala sesuatu menjadi semacam usaha. Segala sesuatu yang dapat saya kerjakan dengan mudah sebelumnya, sekarang memerlukan segenap daya dan kemampuan saya. Saya sepenuhnya sadar bahwa kekuatan saya pada konsentrasi dan kreatifitas menjadi berkurang. Sebagai contoh, selama beberapa tahun saya telah menulis artikel pendek setiap minggu pada buletin gereja saya. Saya biasanya menulis artikel topikal atau kerohanian dan selalu menikmati dalam mengerjakannya. Saya tidak pernah kekurangan sesuatu untuk ditulis dan secara normal saya menyukai pekerjaan saya yang selalu lengkap di pertengahan minggu sehingga sekretaris saya dapat mempersiapkannya bagi buletin gereja saya. Saya membuktikan bahwa tugas ini tampaknya menjadi lebih sulit untuk dikerjakan. Dimana sebelumnya saya dengan mudah akan duduk di depan komputer selama 10 sampai 15 menit dan menjadi artikel lengkap, sekarang pikiran saya benar-benar menjadi kosong. Saya akan duduk di depan komputer berjam-jam untuk mendapatkan inspirasi. Lalu saya akan mulai memelototi ruangan sampai menjadi benar-benar depresi.

      Saya juga benar-benar mengalami gangguan pola tidur. Dimana sebelumnya saya selalu menjadi tukang tidur yang baik, yang tidur secepat kepala saya menyentuh bantal, sekarang saya akan terbaring tanpa dapat tidur sepanjang malam. Pada waktu yang lain saya akan terbangun lebih awal setelah tidur yang sangat pendek dan tidak dapat kembali tidur. Tubuh saya secara fisik letih pada titik kehabisan tenaga, tetapi saat saya terbaring di tempat tidur, pikiran saya bekerja hiper aktif dan saya secara mental akan berusaha keras mencari jalan keluar yang mungkin untuk dapat tidur.

  • Menilai Beban Tugas Saya
      Mulai saat itu saya menyadari bahwa saya memerlukan beberapa tindakan positif untuk membantu diri saya. Saat saya mulai melihat pada beban tugas, saya menyadari untuk pertama kali betapa beban kerja saya berlebihan. Pertama, saya adalah pendeta senior dari gereja yang sedang bertumbuh dari beberapa ratus jemaat dan beberapa pendeta pendamping dan staf. Saya juga presiden dari sekolah dasar dan menengah Kristen yang sedang berkembang pesat dan memberikan pada kami tantangan dan tanggung jawab untuk mendirikan fasilitas kampus yang multi milion dolar.

      Selain hal itu, saya juga seorang wakil Australia untuk organisasi Kristen Internasional. Sebagai tambahan, saya juga menjadi dewan pengurus dari sejumlah organisasi lain, kebanyakan adalah organisasi Misi Internasional yang telah percaya pada saya, "Kami tidak ingin Anda melakukan sesuatu, kami hanya menginginkan nama Anda dalam kepala surat dan berkonsultasi pada Anda sekali waktu." Kenyataannya adalah saya secara kostan diserang dengan banyak pertanyaan yang membutuhkan tanggung jawab dalam mengevaluasi dan memutuskan. Saya kadang-kadang merasa bahwa saya tenggelam diantara lautan kertas dan bahwa pikiran saya dibentuk ke dalam satu lusin perintah yang berbeda. Ada pertemuan dewan yang teratur yang harus saya datangi dan semua ini memakan waktu saya dan meningkatkan jumlah komitmen dan tanggung jawab saya.

      Saya juga sadar betapa dalam saya terpengaruh janji sejumlah orang di mana saya berusaha keras membantu dalam kapasitas saya sebagai pendeta. Saya telah selalu memperhatikan orang secara mendalam dan cenderung untuk menunjukkan kedekatan dengan seseorang yang menghadapi permasalahan serius. Pada saat itu saya mengalami perhatian mendalam dan empati dari sejumlah orang yang menghadapi masalah berat. Saya tiba-tiba melihat juga bahwa kami belum mengambil liburan yang sesungguhnya selama kurang lebih 7 tahun dan kenyataannya jarang mengambil waktu istirahat.

  • Liburan Tidak Selalu Merupakan Jawaban
      Solusi yang jelas kelihatannya adalah liburan. Saat itu merupakan akhir tahun, musim Natal telah berakhir, Sekolah saya dalam keadaan libur dan banyak anggota saya mengambil liburan tahunannya. Kami beruntung hidup di daerah yang menyenangkan dari Australia yang berdekatan dengan tempat peristirahatan yang indah dan berpantai. Sehingga merupakan hal yang mudah untuk menyewa satu apartemen yang menghadap pantai dan mengambil istirahat selama satu bulan. Kami merasa yakin bahwa ini merupakan jawaban dari masalah kami dan setelah liburan kami akan kembali segar dan masalah kami tinggal di belakang. Hal ini dapat menjadi alasan. Banyak orang diambang kelelahan menemukan bahwa mengambil liburan baik dan menikmati istirahat dari tanggung jawab biasanya akan dapat memecahkan permasalahannya. Tetapi kondisi saya sekarang terlalu berurat dan berakar mendalam untuk disembuhkan oleh solusi sederhana semacam ini.

      Liburan dapat berubah menjadi malapetaka. Kami memiliki semua yang kami perlukan bagi obat yang luarbiasa, menyembuhkan, menguatkan dan menyegarkan, tetapi ini tidak berjalan. Kami memiliki apartemen yang nyaman, cuaca yang bagus, beberapa mil dari pantai dan berputarnya ombak, tetapi waktu berubah menjadi mimpi buruk. Saya menemukan bahwa tidak mungkin untuk bersantai dan setelah satu minggu berlalu saya tidak dapat mengendorkan ketegangan saya berubah menjadi panik. Tingkat depresi saya menjadi dalam dan lebih menakutkan daripada sebelumnya, dan gejala yang datang menjadi lebih sering. Saya menemukan tidak mungkin bagi saya pergi ke restauran atau mendekat ke tempat umum. Saya mulai mengalami putus asa yang mendalam, takut bahwa saya tidak dapat menjadi baik lagi. Pikiran saya mulai bermain segala macam bentuk siasat setan. Hal ini menyebabkan saya mengerti bahwa permasalahan menjadi sangat serius daripada yang saya lihat, dan saya tidak mampu lebih lama untuk meneruskan tugas serius dan tanggung jawab saya.

  • Tuhan Dapat Melakukannya Tanpa Saya
      Sesudah itu saya berhenti dari sejumlah peran dewan dan dari semua tanggung jawab yang lain selain tugas kependetaan saya. Tua-tua di gereja saya dengan ramah melepaskan saya dari semua tugas dan pendamping senior saya sedikit demi sedikit melangkah masuk ke dalam tugas saya. Beberapa orang mengambil alih tanggung jawab saya yang beragam. Hal ini memakan waktu enam bulan lebih sebelum saya dapat berkotbah lagi, selama waktu itu saya duduk seperti jemaat lainnya dan mengikuti pendeta lain yang melayani saya.

      Ini merupakan saat tersulit bagi setiap orang untuk memperhatikan bukan karena saya tidak benar-benar mengerti apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit, setelah lebih dari enam bulan, saya menemukan kembali secukupnya untuk dapat menanggung beberapa tugas saya sebagai pendeta senior. Selama waktu ini saya belajar banyak hal mengenai kelelahan dan percaya bahwa saya menjadi orang yang berbeda dan penuh harapan, dan lebih baik dalam konsekwensinya. Bagaimanapun saya juga penuh doa menaksir ulang tugas saya untuk saya kerjakan.

  • Tuhan Dapat Merubah Kepanikan Menjadi Kemenangan
      Alasannya adalah tugas pelayanan yang sepenuhnya berbeda, berpusat di Singapura dan menjangkau banyak tempat di Asia Selatan-Timur. Awalnya tampak bahwa Tuhan menyediakan tugas yang kurang sangat disukai dalam usaha memudahkan untuk menyembuhkan kembali. Tetapi saya lambat laun menjadi lebih kuat, sekarang tampak bahwa dalam periode kehidupan saya, ketika saya secara normal berfikir mengenai pensiun, mungkin baik menjadi saat yang paling berbuah dan menguntungkan dari keseluruhan pelayanan saya. Semacam cara Allah. Dia dapat mengambil malapetaka nyata dan merubah menjadi kemenangan.

      Dalam cara yang luarbiasa Tuhan merubah tahun-tahun terakhir saya ke dalam masa yang sangat berbuah dalam hidup saya. Sejak pindah ke Singapura, Tuhan merubah peran pelayanan saya dan memberikan saya kesempatan membantu ribuan pendeta di seluruh Asia, untuk lebih efektif memenuhi pelayanan mereka. Mereka dalam perpindahan telah melatih ribuan pekerja baru yang telah pergi untuk menanam jemaat baru di seluruh daerah di dunia.

Ketika saya melihat kembali ke belakang pada masa kegelapan ketika saya benar-benar merasa bahwa hidup saya berakhir, saya tidak dapat membantu tetapi terpujilah Tuhan yang penuh setia melihat saya dan dengan luarbiasa membuat hidup saya dan pelayanan saya menjadi lebih berbuah daripada sebelumnya.

CONTOH TOKOH ALKITAB YANG PERNAH MENGALAMI KELELAHAN/KELETIHAN/KEHABISAN TENAGA

Meskipun banyak orang Kristen percaya bahwa anak Tuhan seharusnya tidak pernah menderita kekacauan semacam ini seperti keletihan yang menakutkan atau kelelahan/kehabisan tenaga, saya percaya bahwa ada bukti yang dapat dipercaya di dalam Alkitab untuk meyakinkan bahwa beberapa hamba Tuhan yang terbaik mengalami pencobaan-pencobaan semacam ini. Sejarah gereja juga meyakinkan bahwa beberapa pemimpin terbesarnya telah mengalami beragam bentuk penderitaan ini.

Apakah Musa Diambang Kelelahan?

Musa merupakan contoh yang jelas mengenai orang yang sering menghadapi kelelahan sampai mertuanya yang bijaksana datang dan membujuk dia untuk mengurangi beberapa tanggung jawabnya melalui proses pendelegasian. (#/TB Kel 18:13-27)

Imam Yetro memperhatikan banyak hal mengenai menantunya.

ayat 13: Musa bekerja dalam waktu yang lama  —  dari pagi sampai petang. Dia memiliki tanggung jawab berat dalam mengadili permasalahan bangsa itu.
ayat 14. Musa melakukan seorang diri saja.
ayat 16. Musa bekerja keras memecahkan semua permasalahan orang-orang.
ayat 18. Musa melelahkan dirinya dengan tugas yang terlalu banyak baginya.
ayat 18. Akhirnya orang-orang tidak dapat dilayani dengan baik.

Imam Yetro menasehati Musa agar memilih pemimpin yang cakap dan mendelegasikan tanggung jawabnya pada mereka. Setelah kejadian ini tidak ada satupun yang disebutkan dalam Alkitab mengenai Musa yang mengalami kelelahan dan kita mengira bahwa sistem yang baru telah menyelamatkan dia dari kelelahan yang total.

Elia Mengalami Kelelahan (#/TB 1Ra 19:1-8)

Dalam #/TB 1Ra 18, Elia terlibat dalam beberapa kejadian rohani yang terus menerus sehingga menyebabkan dia kehabisan tenaga dan lelah secara spiritual, mental dan emosional.

ayat 20-40: Elia menentang dan mengalahkan 450 nabi Baal.
ayat 41-45: Dia berdoa agar hujan turun untuk mengakhiri kekeringan.
ayat 46    : Dia berlari mendahului kereta sampai limabelas mil. Meskipun "Tangan Tuhan berlaku atas Elia," Elia masih kelelahan ketika sampai di Jezreel."

Yakobus mengatakan pada kita bahwa "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita" (#/TB Yak 5:17). Dan kejadian-kejadian yang harus dia atasi menyebabkan dia lemah dan kehabisan tenaganya.

Dalam #/TB 1Ra 19 kita meneliti beberapa gejala klasik yang dapat menyebabkan kelelahan.

a.  Melarikan Diri dari Tekanan dan Tanggung Jawab.
Ayat 4: "Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar."
Dorongan untuk menjauhkan diri dari dunia dan permasalahannya dan pergi dari segala sesuatu merupakan satu gejala umum dari stress dan kelelahan. Sehingga kecenderungan untuk duduk sendirian di suatu tempat, yang menurun sampai menjadi pengaduan dari keputus asaan dan hilang harapan.
Saya secara pribadi telah mengetahui orang dalam "Kelelahan" yang menolak bangun dari tempat tidur, dan memilih untuk tetap di sana selama beberapa minggu. Mereka telah menolak pergi bekerja atau melakukan segala bentuk pekerjaan. Mereka telah tinggal di tempat tidurnya siang dan malam, merasa takut untuk meninggalkan rasa aman yang mereka rasakan di sana. Mereka kadang-kadang akan meringkuk seperti janin dan seolah-olah berusaha kembali ke dalam perlindungan perut ibunya, lalu secara terang-terangan mencoba kembali ke saat di mana di dalam hidup mereka ketika mereka tidak memiliki tanggung jawab dan tidak stress.

b.  Pergi dari orang-orang
Ayat 3: "Dia meninggalkan bujangnya di sana." Di sini kita melihat kecenderungan klasik pada orang yang mengalami kelelahan untuk pergi dari orang-orang, mencari pengasingan diri dan sendirian. Penderita seringkali tidak dapat menanggung kehadiran seseorang yang dikasihi meskipun mereka seolah-olah mengerti dan membesarkan hatinya. Dia bahkan tidak dapat menanggung kehadiran teman yang dekat dan dipercaya, tidak juga dapat mengatasi mereka yang terdekat dan paling disayanginya. Dia adalah "orang terbuang," dan tidak dapat mengatasi kelompok orang yang lain. Dia seringkali menemukan bahwa dia bahkan tidak dapat memasuki ruangan dimana orang-orang lain juga hadir. Dia tidak dapat menanggung resiko dengan pergi ke jalan atau tempat-tempat umum lainnya. Dia takut untuk memasuki toko atau warung makan, takut menjadi sangat dekat dengan orang lain. Hal ini seringkali merupakan reaksi sungguh-sungguh pada penerimaan tanggung jawab untuk peduli pada kesejahteraan dan kesehatan banyak orang. Reaksi ini sangat keras terutama pada beberapa tipe perlindungan pekerja yang sangat berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya dan tanggung jawabnya terhadap mereka yang berada dibawah tanggung jawabnya.

c.  Pengecilan Hati dan Penghilangan Semangat
Ayat 3: "Dia melarikan diri dari hidupnya dan pergi ke Bersyeba." Orang yang telah mengalahkan 450 nabi Baal, sekarang sendirian dan melarikan diri dari kedatangan seorang wanita yang menakuti dia. Apa yang terjadi dengan dia? Dia telah kehabisan moralnya. Kekuatan terdalamnya, ketabahannya, dan keberaniannya telah meninggalkan dia. Pria yang telah sukses menentang dan mengalahkan banyak nabi palsu tidak berani menghadapi seorang wanita. Pria yang sangat bijaksana yang telah cukup berani menantang kesalahan sistem beragama, sekarang dipenuhi perasaan takut dan lari dari hidupnya. Saya menyadari bahwa ada beberapa alasan untuk takut, tetapi saya juga yakin bahwa banyak ketakutan yang memenuhi pikiran hanyalah imajinasi belaka.

d.  Kehilangan Penghargaan Diri Secara Total
Ayat 4b. "Tuhan ambilah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari nenek moyangku.
Korban "Kelelahan" sering menderita kehilangan penghargaan dan kepercayaan diri secara menyeluruh. Kepercayaan dirinya dan perasaan menghargai diri berada di dasar batu karang. Pendapat pribadinya seluruhnya menjadi negatif. Dia tidak dapat lebih lama melihat kebaikan, nilai dan kemampuan dalam dirinya. Perkiraan negatif ini begitu kuat mempengaruhi dia sehingga dia seringkali tidak dapat lebih lama melihat nilai hidupnya. Dia yakin bahwa hidupnya tidak akan pernah bernilai apapun dan dia meminta pada Tuhan, "O Tuhan, ambilah nyawaku."

e.  Mengalami Depresi mendalam dan kronis
Sikap, postur fisik, perkataan dan ekspresinya, serta semua perkataannya memperlihatkan seseorang yang benar-benar depresi. Pandangan hidupnya secara menyeluruh adalah negatif. Dia tidak memiliki satupun hal positif untuk dikatakan. Dia tidak memiliki antisipasi yang positif mengenai masa depannya. Tak satupun yang memandang ke depan. Perasaannya gelap, suram tanpa bayangan apapun. Penuh ketakutan dan depresi yang melemahkan kemungkinan adalah gejala paling umum dan menakutkan dari "Kelelahan".

f.  Sangat Putus Asa Dan Hilang Harapan
Tiba-tiba hidupnya menjadi tidak bernilai. Tak ada satu poin pun dalam hidupnya. "Sudah cukup," teriaknya. Saya tidak dapat menghadapi hidup lebih lama lagi. Putus asa berarti hilangnya atau tidak adanya harapan. Elia kesal dan sedih, sedangkal rohaninya yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dia bahkan putus asa dengan hidup itu sendiri. Dia merasa bahwa hidupnya telah kehilangan seluruh tujuan dan artinya bahwa di sana tidak ada alasan untuk hidup. Perhatikan sikap dan pandangannya tentang Allah dan karya Allah. Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mesbah-mesbahMu, dan membunuh nabi-nabiMu dengan pedang, hanya aku seorang diri yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku." (#/TB 1Ra 19:14)
Dia mendedikasikan diri secara sungguh-sungguh dan mendalam pada Tuhan dan KaryaNya. Dia iri dengan nama dan reputasi Allah. Dia menilai suasana negatif di sekitarNya dan merasa bahwa beberapa orang mungkin menyalahkan Tuhan bagi situasi yang mengerikan ini. Dia kemudian merasa iri dengan nama dan reputasi Allah. Dia menduga bahwa segala sesuatu telah mencapai tingkat kesuraman dimana hanya dia sendiri yang masih hidup. Allah telah meyakinkan dia lagi bahwa sgala sesuatu tidaklah seburuk yang dia takutkan dan "Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia." (ayat 18)
Korban kelelahan sering mengalami depresi menakutkan yang menutupi masa depannya. Kebiasaan ini seringkali tampak pada mereka yang mengalami "kelelahan".
* Pandangan negatif pada diri Anda sendiri.
* Pandangan yang pesimis terhadap keadaan itu.
* Antisipasi yang suram terhadap masa depan.

g.  Harapan kematian yang apatis
Ayat 4. "Dan dia berdoa bahwa dia mungkin mati, dan berkata, cukuplah itu! Sekarang ya Tuhan, ambillah nyawaku."
Banyak orang Kristen akan memiliki saat yang sulit untuk memahami seperti apakah nabi besar ini, seorang rohaniawan besar bagaimana mungkin berharap untuk mati. Mereka tidak pernah mengalami putus asa yang sangat seperti yang pernah dialami nabi ini. Mereka tidak pernah tahu gelapnya depresi yang dapat membuat orang merasa bahwa hanya kematian yang menjadi jalan keluar terbaik bagi permasalahan yang tampaknya akan dihadapinya. "Harapan kematian" terjadi ketika prospek kematian muncul menjadi lebih diinginkan daripada hidup. Hal ini mungkin baik seperti yang dikatakan Daud dalam #/TB Maz 23:4, ketika di berbicara mengenai "lembah kekelaman."
Hal ini penting untuk memahami bentuk kelelahan yang serius paling sedikit untuk dua alasan:
* Agar Anda dapat menghindari kemungkinan menjadi penderita dari keadaan semacam ini.
* Agar Anda dengan sungguh-sungguh berempati dengan orang lain yang mengalami kegelapan semacam ini.

h.  Perbaikan puncakNya
Bersyukur karena kisahnya tidak berakhir dengan harapan kematian. Tuhan melangkah ke dalam dan membawa pembebasan dan perbaikan kembali. Coba perhatikan bahwa resep Allah termasuk tidur panjang, dan makanan yang baik! Resep yang sangat alami. (#/TB 1Ra 19:6) Ini masih merupakan kejadian biasa dimana pengobatan alami merupakan yang paling sederhana dan baik.

1 comment: