Monday, February 6, 2017

HUKUM ALLAH YANG SEBENARNYA

1.  DASAR-DASAR  HUKUM  ALLAH

Alkitab menunjukkan Allah mempunyai pemerintahan (Mazmur 103:19) dan setiap pemerintahan pasti mempunyai hukum dan peraturan-peraturan. Allah adalah satu-satunya pemerintah di alam semesta, hukum-hukum yang dibuatNya tentunya berlaku bagi seluruh penghuni alam semesta. Sebagaimana Allah adalah kekal, maka hukum-hukumNya juga bersifat kekal.

1. Keatas prinsip apa pemerintahan Allah didasarkan?
"Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhtaMu, kasih dan kesetiaan berjalan di depanMu." Mazmur 89:15
Dasar dari pemerintahan Allah adalah hukum-hukumNya.

2. Apa yang dimaksud dengan "Hukum Allah" di dalam Alkitab?
Hukum Allah adalah standar terhadap mana sesuatu hal dinyatakan benar atau salah, seseorang dinyatakan berdosa atau tidak. "..., sebab dosa ialah pelanggaran terhadap hukum Allah"  I Yohanes 3:4

3. Apa gunanya hukum Allah?

"Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa."  Roma 3:20

 
"Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah
mengenal dosa. Karena aku juga tidak  tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" Roma 7:7   

"..., tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran." Roma 4:15

Hukum tidak berkuasa mengampuni pelanggaran. Hukum menyatakan / memperlihatkan dosa kita dan itu membawa kita kepada Kristus untuk mendapatkan pengampunan dan penebusan.


4. Apakah hukum Allah menyatakan kehendak Allah?
Sudah tentu, karena Dia sendiri yang membuat hukum-hukum itu, maka hukum-hukum tersebut merupakan pantulan tabiat Allah sendiri. "Aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku; TauratMu ada dalam dadaku." Mazmur 40:9. John Wesley menyatakan bahwa "Hukum ini (hukum Ilahi) adalah gambaran yang benar dari Yang Mahatinggi dan Mahakudus yang menempati kekekalan. Inilah wajah Allah yang terbuka. Inilah isi hati Allah yang terbuka untuk manusia" (Peraga Baru hal 183, diambil dari Fourty-four Sermons, hal 385, 386.)

5. Sebutan-sebutan lain apa yang dipakai untuk menyatakan hukum Allah?
Dalam Mazmur 119 Daud memakai beragam ungkapan : perintah-perintahMu, peringatan-peringatanMu (ay 111),  titah-titahMu (ay 110), ketetapan-ketetapanMu (ay 112), TauratMu (ay 97), firman-firmanMu(ay 57), janjiMu (ay 140).

6. Bagaimana manusia harus mengetahui hukum Allah?
"Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela." Roma 2:15.
Catatan: Pada waktu penciptaan Allah menuliskan hukumNya dalam hati manusia dan dengan alasan tersebut itu dinyatakan sebagai hukum alam dalam Roma 2:14.

7. Apa hubungan hukum Allah dengan penghakiman?
Hukum Allah adalah standar yang olehnya semuanya dihakimi dan untuk alasan itu Yakobus mengatakan, "Berkatalah dan berlakulah seperti orangorang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang." Yakobus 2:12. "... takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNYa, karena adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat." Pengkhotbah 12:13,14

8. Untuk berapa lama hukum Allah berlaku?
"Perbuatan tanganNya ialah kebenaran dan keadlilan, segala titahNya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran."  Mazmur 111:7,8  "Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal."  Lukas: 16:17 

Kesimpulan
Tidak seperti pemerintahan di dunia ini dimana pemerintah dapat berganti sehingga hukum atau undang-undang pun dapat berganti pula. Allah adalah kekal dan tetap sama, sehingga hukum-hukumNya pun tetap tak berubah. "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  Ibrani 13:8   "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah." (Maleakhi 3:6).

No comments:

Post a Comment